
Pada saat ini kita berada di bulan Rajab 1441 H, bulan yang tidak bisa terlepas dari sejarah, Rasulullah SAW. Sebagai umatnya kita harus mengikuti beliau baik dalam tingkah laku, tutur kata ataupun budi pekerti beliau.
Banyak hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa yang maha agung ini. Diantaranya sebagai berikut:
1. Sebagai Batu Ujian
Sebelum peristiwa Isra' Mi'raj terjadi, selama beberapa waktu lamanya, Nabi mengalami ujian yang sangat berat. Selama tiga tahun beliau dikucilkan di suatu tempat yang sangat terpencil. Di celah-celah bukit tandus (dikenal dengan nama Sya'ib Abu Thalib). Bersama dengan para sahabatnya yang setia, beliau dilarang berhubungan dengan siapapun, dan dalam bentuk apapun.Selepas dari penderitaan ini, secara beruntun wafat dua orang pembela utamanya. Masing-masing Abu Thalib dan istri Nabi sendiri, Khadijah. Dua peristiwa memilukan ini kafir quraisy bertambah berani menyakiti Nabi, jiwa dan raganya. Akibatnya, Nabi pergi ke Thaif. Kepergian ini dengan harapan dapat memperoleh dukungan dan suaka sekaligus untuk berdakwah.
Tapi apa yang diperoleh, justru kebalikan. Yaitu diperlakukan kasar; beliau diusir dan dilempari dengan batu dan kotoran sampai berdarah. Nabi kembali ke Makkah, dan terjadilah peristiwa Isra' Mi'raj yang menakjubkan.
2. Masjid: Landasan dan Cita-Cita Muslim
Isra Mi'raj berlangsung dari Masjidil Haram (Ka'bah) ke Masjidil Al-Aqsa, terus naik ke Sidratul Muntaha. Pulangnya lewat dan singgah di kedua masjid itu pula. Masjid sebagaimana diketahui, merupakan tempat suci, tempat orang bersujud, menyucikan diri dan mengadu serta memasrahkan diri secara total hanya kepada Allah SWT.Kenyataan dari peristiwa ini, mengajak muslim untuk mempergunakan masjid sebagai basis, tempat mula pertama melangkah. Dan sesuai dengan sifat masjid yang suci, maka setiap muslim yang melangkah keluar, jiwa raganya harus dilandasi kesucian. Baca selengkapnya...